A. Islamisasi Ilmu
Tidak ada upaya yang paling strategis untuk mewujudkan tegaknya peradaban Islam itu kecuali lewat pendidikan. Karena itu kita berupaya melalakukan pendidikan yang integral diantaranya dengan islamisasi ilmu.
Proses islamisasi ilmu ini adalah kerja-kerja kognitif dan
spiritual yang terjadi secara bersamaan dan simultan . Islamisasi ilmu ini
meliputi dua proses :
(1)
The De-Westernization of Knowledge adalah pemisahan
elemen-elemen dan konsep-konsep kunci yang membentuk kebudayaan dan peradaban
Barat dari setiap cabang ilmu pengetahuan masa kini, khususnya ilmu-ilmu
humaniora.
(2)
The Islamization of Knowledge, ini terjadi setelah proses
pertama selesai, yaitu pemasukan elemen-elemen Islam dan konsep-konsep kunci
Islam ke setiap cabang ilmu pengetahuan masa kini yang relevan.
Dalam praktiknya proses
Islamisasi ilmu ini meliputi langkah-langkah seperti yang dicontohkan oleh
Rasulullah saw seperti dalam QS Al-Jumu'ah: ayat 2 – 3.
"Dia-lah yang mengutus
kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan
ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka kitab dan
Hikmah (As Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam
kesesatan yang nyata. Dan (juga) kepada kaum yang lain dari mereka yang belum
berhubungan dengan mereka. dan Dia-lah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Ada tiga kata kunci disini:
tilawah, tazkiyah, dan ta'limah.
(1)
Tilawah, dalam penggunaannya di dalam Al-Qur'an, kata ini
selalu dikaitkan dengan membaca teks suci, yakni Al-Qur'an dan wahyu Allah
saja, bukan bacaan selainnya. Pengertian ini wajar, sebab makna dasar kata
"tilawah" bukan hanya membaca huruf, tetapi ada konsekuesi membaca
untuk mengamalkan, mengikuti, menjalankan isi dari bacaan itu. Jelasnya, dalam
proses ini, tidak bisa dicampuri dengan sumber panduan lain, sebab tahap ini
sangat menentukan keberhasilan tahap selanjutnya, yakni tahap tazkiyah.
Seseorang yang dalam proses pembinaan awal (tilawah) bukan dengan apa yang
ditunjukkan Allah, ia ter-tazkiyah oleh sistem dan pemikiran lain, dan hasilnya
pasti berbeda. Artinya, dengan menjalankan Al-Qur'an dan perintah Allah sajalah
seseorang itu bisa menjadi suci. Sederhana, praktis, murah. Di SNW ini adalah
bagian dari nilai-nilai inti surah al-Alaq dan al-Qalam.
(2)
Tazkiyah, dalam pengertian dasarnya berarti tumbuh,
berkembang, bersih. Artinya, dengan menaati hukum-hukum dan tuntunan Allah,
seseorang akan tumbuh, berkembang, bersih jiwa dan kehidupannya, sehingga siap
untuk memasuki fase ketiga, ta'limah. Dalam SNW ini adalah bagian dari surah
al-Muzzamil, karena hanya dengan menyibukkan diri dengan ibadah dan taqarrub
kepada Allah saja aqidah seseorang akan tumbuh, berkembang dan bersih.
(3)
Ta'limah, pada prinsipnya adalah proses pembekalan
ilmu, yakni memberikan landasan rasional terhadap apa yang dipercaya,
diamalkan, direncanakan, dll, yakni mengajarkan nilai-nilai Qur'ani dan Sunnah.
Ini adalah nilai-nilai dari al-Muddattsir, yaitu transformasi al-Qur’an dalam
kehidupan.
Urutan ini jika dibaca dari
belakang akan bermakna: ta'limah tidak mungkin berhasil maksimal (yakni: ajaran
al-Qur'an dan Sunnah tidak mungkin diterima akal dan hati seseorang) tanpa
didasari kebersihan jiwa (yakni: jiwa yang siap untuk menerima, jiwa yang
beriman dan taat), dan kebersihan jiwa tidak akan muncul jika tidak menggunakan
cara-cara yang diajarkan oleh Allah. # bersambung..!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar